contoh makalah perkembangan islam di indonesia

MAKALAH
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
















KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yng maha pengasih lagimaha penyayang , saya panjatkan puja dan puji sukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmatnya , karen dia lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat bermaanfaat bagi teman dan semuanya .
Terlepas dari semuanya saya menyadari bahwa masih banyak kesalaan dari pengetikan maupun tata bahasa  oleh karena itu semoga dapat di maklumi karena saya pun masih dalam pembelajaran.






Salam penulis



BAB I

A. SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, agama Islam terus menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan dipimpin oleh khalifah-khalifah. Islam terus menyebar ke benua-benua Afrika, Asia, bahkan sampai ke Eropa. Bahkan, agama Islam pernah jaya di benua Eropa tepatnya di Andalusia, Spanyol di bawah khalifah Salahudin Al-Ayyubi.
Pada zaman dahulu, agama Islam disebarkan melalui peleburan dengan adat dan budaya setempat. Agama Islam datang ke suatu daerah dengan membawa kedamaian. Oleh karena itu, Islam sangat diterima di seluruh penjuru dunia. Indonesia sendiri merupakan daerah strategis yang menjadi jalur perdagangan dunia, oleh sebab itu, tidaklah heran bahwa Indonesia banyak didatangi oleh bangsa-bangsa asing. Maka sebelum agama Islam datang dan berkembang di Indonesia, terdapat beberapa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang tersebar di Indonesia. Agama Islam pertama kali datang ke Indonesia melalui tanah sumatera, tepatnya di kerajaan Peurelak. Para pedagang-pedagang muslim selain berdagang, mereka juga membawa misi untuk meng-Islamkan penduduk pribumi. Para pedagang inipun banyak yang melakukan perkawinan dengan gadis pribumi.
ü  PERKEMBANGAN ISLAM DI BEBERAPA PULAU DI INDONESIA
1. Pulau Sumatera
Pada abad ke-7 Masehi daerah Sumatra bagian utara adalah pusat perdagangan rempah-rempah dan pedagang Arab banyak berlabuh dari daerah lain. Letak pelabuhan yang berada di ujung Pulau Sumatra, menyebabkan daerah ini menjadikan tempat yang strategis. Bukti tentang agama Islam masuk di Sumatra berasal dari makam Sultan Malik Ibrahim As-Saleh, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai tahun 1270 - 1297 Masehi dan makam seorang muslimah Tuhar Amisuri tahun 602 Hijriyah di Barus, pantai barat pulau Sumatra. Di Sumatra bagian selatan kemunduran Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudera Pasai untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi baru
2. Pulau Jawa
Penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa diperkirakan berasal dari Malaka. Bukti tentang agama Islam di pulau Jawa berasal dari batu nisan Fatimah binti Maimum di Leran, Gresik yang berangka tahun 1082 Masehi. Namun, hal ini belum berarti bahwa saat itu Islam sudah masuk di daerah Jawa Timur. Demikian pula dengan adanya komunitas Arab yang hidup di Sumatra pada awal abad ke-12 Masehi belum tentu berarti berlangsung Islamisasi. Setelah akhir abad ke-13 M, bukti-bukti Islamisasi sudah banyak ditemukan di Pulau Jawa. Hal ini dapat dilihat dari penemuan beberapa batu nisan di Troloyo, Trowulan, dan Gresik. Dalam berita Ma-huan (1416) terdapat keterangan tentang adanya orang-orang muslim yang tinggal di kota pelabuhan Gresik. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat muslim mulai berkembang baik di Jawa Timur, terutama di kota-kota pelabuhan. Pada saat Kerajaan Majapahit mengalami masa kemunduran, diawal abad ke-15 Masehi kota-kota seperti Tuban dan Gresik muncul sebagai pusat penyebaran agama Islam, yang mempunyai pengaruh penyebaran ke Indonesia bagian timur seperti Maluku. Kota pelabuhan lain seperti Demak juga menjadi pusat penyebaran agama Islam. Pengaruh Demak menyebar ke kota-kota pelabuhan Cirebon, Sunda Kelapa dan Banten.
3. Pulau Kalimantan, Maluku dan Sulawesi
Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar milik Kerajaan Banjar. Islamisasi ini dilatarbelakangi oleh kepentingan politik Kerajaan Demak dan konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha .Penyebaran di Maluku dan Sulawesi berjalan dengan damai. Hal ini tidak terlepas dari terjalinnya jalur hubungan dan pelayaran internasional di Malaka-Jawa-Maluku. Pengaruh Islam di Maluku diperkirakan masuk pada abad ke-14 Masehi. Di Sulawesi, terutama  bagian selatan, diperkirakan Islam masuk pada abad ke-16 Masehi, yang terjadi melalui konversi pusat kekuasaan (istana/keraton) yang dijalankan dengan pusat kekuasaan yang telah ada. Dari uraian di atas dapat diambil catatan sejarah Islam penting sebagai berikut :
      Sejak abad ke-7 Masehi pelabuhan-pelabuhan di pesisir Sumatera telah menjadi kawasan lintasan perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur (Tiongkok/Cina)
      Para pedagang dari Asia Barat yang sering singgah di pelabuhan-pelabuhan Sumatera umumnya berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India).
      Ada dua pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 Masehi. Dan pendapat yang kedua menyatakan bahwa Islam masuk ke nusantara pada sekitar abad ke-13 Masehi. Selengkapnya bisa di baca di 2 pendapat masuknya Islam ke Indonesia
      Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah kaum pedagang para mubaligh dan sufi.
      Penerima ajaran Islam di Indonesia terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan elite (raja, bangsawan dan pengusaha) dan golongan lapisan bawah (rakyat biasa).
      Masuknya Islam ke Indonesia melalui jalur perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, dan kesenian.
      Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Saat itu Pasai menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi para pedagang dari berbagai negara.
      Faktor-faktor yang menyebabkan agama Islam dapat berkembang di Indonesia adalah :
 1) . Syarat untuk masuk Islam sangat mudah.
2). Agama Islam tidak mengenal kasta.
3). Penyebaran Agama Islam dilakukan damai.
 4). Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah.
5). Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana.
6). Kebudayaan Islam menghasilkan bentuk-bentuk sistem politik kemasyarakatan, dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Semoga dari penjelasan di atas bisa menambah pengetahuan tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia yang akan kita ingat hingga akhir zaman.
ü  KERAJAAN – KERAJAAN DI INDONESIA

1.      KERAJAAN SAMUDERA PASAI
Raja pertamanya adalah Sultan Malik as Shaleh. Beliau adalah keturunan dari Raja Islam Perlak, yaitu Makhdum Sultan Malik Ibrahim Syah Joan (365 – 402 H/976 – 1012 M).
Ada beberapa hal yang masih simpang siur mengenai Sultan Malik as Shaleh. Ada yang menyebutkan beliau memeluk agama Hindu yang kemudian diIslamkan oleh Syekh Ismail. Ada pula yang menyebutkan bahwa beliau sudah memeluk agama Islam sejak awal.
Sebelum bernama Samudra Pasai, kerajaan ini bernama kerajaan Samudra saja. Kerajaan Samudra merupakan kerajaan yang makmur dan kaya. Juga memiliki angkatan tentara laut dan darat yang teratur.
Kerajaan Samudra semakin bertambah maju, yang kemudian dikenal dengan nama “Samudera Pasai”, yaitu setelah dibangunnya Bandar Pasai pada masa pemerintahan Raja Muhammad.
Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan  Kerajaan Perlak sangatlah baik. Dan hal ini makin dipererat dengan menikahnya Sultan Malik as Shaleh dengan putri raja Perlak.
Puncak kejayaan kerajaan Samudra Pasai yaitu pada masa pemerintahan Sultan Al Malik Al Zahir (1326—1349/757—750 H).
Namun berkat jasa Sultan Ali Mughiyat Syah, Aceh akhirnya mampu melepaskan diri dan berdaulat penuh menjadi Kerajaan. Atas jasa beliau, akhirnya Sultan Mghiyat Syah dinobatkan menjadi Raja pertama.
Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607—1638 M).

2.  KESULTANAN PALEMBANG
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343. Sejarawan Prof. C.C. Berg menganggapnya identik dengan Adityawarman. Begitu juga dalam Nagarakretagama, nama Palembang telah disebutkan sebagai daerah jajahan Majapahit serta Gajah Mada dalam sumpahnya yang terdapat dalam Pararaton juga telah menyebutkan Palembang sebagai sebuah kawasan yang akan ditaklukannya.
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang, dan kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang petualang dari Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis. Kemudin pada tahun 1596, Palembang juga ditaklukan oleh kesultanan Banten. Seterusnya nama tokoh yang dirujuk memimpin kesultanan Palembang dari awal adalah Sri Susuhunan Abdurrahman tahun 1659. Walau sejak tahun 1601 telah ada hubungan dengan VOC dari yang mengaku Sultan Palembang.

3.      KERAJAAN PAGARUYUNG
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di provinsi Sumatra Barat sekarang dan daerah-daerah di sekitarnya. Nama kerajaan ini berasal dari ibukotanya, yang berada di negeri Pagaruyung. Kerajaan ini didirikan oleh seorang pangeran dari Majapahit bernama Adityawarman pada tahun 1347. Kerajaan Pagaruyung menjadi Kesultanan Islam sekitar tahun 1600-an.Walaupun Adityawarman merupakan pangeran dari Majapahit, ia sebenarnya memiliki darah Melayu. Dalam sejarahnya, pada tahun 1286, Raja Kertanegara menghadiahkan arca Amogapacha untuk Kerajaan Darmasraya di Minangkabau. Sebagai imbalan atas pemberian itu, Raja Darmas Raya memperkenankan dua putrinya, Dara Petak dan Dara Jingga untuk dibawa dan dipersunting oleh bangsawan Singosari. Dari perkawinan Dara Jingga inilah kemudian lahir Aditywarman.

4.      KERAJAAN MALAKA
Sebenarnya, Kerajaan Malaka tidak termasuk wilayah Indonesia, melainkan masuk dalam Negara Malaysia. Namun, kerajaaan ini memegang peranan penting dalam kehidupan politik dan kebudayaan Islam di sekitar perairan Nusantara. Terletak di jalur pelayaran dan perdagangan antara Asia Barat dengan Asia Timur. Sebelum menjadi kerajaan yang merdeka, Malaka termasuk wilayah Majapahit.
Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung Malaya dengan ibukota di Malaka. Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara, ketika Kerajaan Malaka mengalami masa kejayaan
Pendiri Malaka adalah Pangeran Parameswara, berasal dari Sriwijaya (Palembang). Ketika di Sriwijaya terjadi perebutan kekuasaan pada abad ke-14 M, Parameswara melarikan diri ke Pulau Singapura.

ü    BIOGRAFI WALI SONGO
Biografi Walisongo Beserta Metode Dakwah dan Peninggalannya
 pras October 2, 2017
Walisongo – Ada beberapa nama sunan dari walisongo yang terkenal di indonesia terutama di tanah jawa. Sebutan sunan sering diberikan untuk orang dimuliakan atau lebih sholeh. Selain itu sebutan sunan juga sering diberikan kepada mereka yang masih memiliki silsilah dengan kerajaan baik secara langsung atau setelah beberapa keturunan dibawahnya. Pada artikel kali ini penulis ingin berbagi tentang biografi walisongo dengan beberapa peninggalannya.
Dari sekian banyak sunan, hanya ada sembilan nama yang berperan aktif  dalam penyebaran agama Islam di indonesia. Kebanyakan dari kesembilan sunan ini menyebarkan ajaran Islam di tanah jawa dengan metode yang berbeda-beda.
Sebutan walisongo sebenarnya berasal dari kata wali dan songo. Kata wali dapat diartikan dengan wakil atau dalam Islam disebut dengan istilah waliyullah atau wali Allah yang berarti kekasih Allah. Sedangkan kata songo berarti sembilan yang menunjukan jumlah mereka yang ada sembilan.
Yang dimaksud dengan kekasih Allah ini adalah mereka orang-orang beriman dan bertaqwa serta selalu senantiasa istiqomah di jalan Allah untuk menyebarkan ajaran agama Islam di masyarakat pada umumnya. Selain menyebarkan ajaran Islam, mereka juga mengajak manusia untuk lebih mengenal dan beriman Allah tanpa sebuah paksaan.
Dalam menyebarkan ajaran Islam kesembilan para wali ini memiliki tempat dan metode yang berbeda-beda. Selain berdakwah beliau juga memberi sebuah wasiat atau nasehat dan juga beberapa peninggalan untuk umat Islam di indonesia. Sehingga nama Walisongo banyak dikenal sebagai tokoh sejarah dalam penyebaran agama islam di indonesia.
 Boigrafi Walisongo
Daftar Isi [Lihat]
Biografi Walisongo Beserta dan Jasanya Dalam Penyebaran Islam
Agar dapat mengetahui dari sejarah para walisongo, berikut akan kami ulas mengenai biografi dan jasa-jasa beliau dalam menyebarkan ajaran Islam secara singkat.

1.  Sunan Ampel (Raden Rahmat)
 Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Raden Rahmat atau lebih dikenal dengan Sunan Ampel Merupakan putra dari Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) dengan Dewi Condro Wulan. Dewi Condro Wulan merupakan salah satu putri dari Raja Champa yang masih memiliki termasuk dalam keturunan Dinasti Ming yang terakhir.
Beliau lahir pada tahun 1401 masehi dan wafat pada tahun 1478 masehi. Kemudian pada tahun 1443 beliau mulai hijrah ke Pulau Jawa. Dalam menyebarkan ajaran Islam , Sunan Ampel melakukan dakwah di daerah Ampel Denta, Surabaya.
Setelah berhijrah beliau lalu menikah dengan putri Adipati Tuban yang bernama Nyai Ageng Manila. Dari hasil pernikahan tersebut lahirlah 4 anak yang diberi nama Putri Nyai Ageng Maloka, Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syaifuddin (Sunan Drajat) dan Syarifah yang nantinya akan menjadi istri dari Sunan Kudus.
Di daerah tersebut, Raden Rahmat memberikan fasilitas kepada masyarakat sekitar untuk belajar ilmu agama Islam dan berkonsultasi dengan mendirikan sebuah pondok. Ajaran dari beliau yang sangat terkenal salah satunya adalah falsafah “Moh Limo“. Kata moh limo berasal dari bahasa jawa yaitu kata moh yang memiliki arti menolak, sedangkan kata limo berarti lima.
Jadi maksud dari falsafah moh limo tersebut adalah menolak lima hal perkara yang dilarang dalam Islam. Isi dari falsafah adalah:
      Moh Main (tidak berjudi)
      Moh Maling (tidak mencuri)
      Moh Nogmbe (tinak minum minuman keras atau khamr )
      Moh Madat (tidak menghisap narkoba)
      Moh Madon (tidak main perempuan atau berzina)
Dalam jasanya dalam berdakwah menyebarkan ajaran Islam, salah satu peninggalannya adalah Masjid Ampel di Ampel Denta.

2. Sunan Gersik (Maulana Malik Ibrahim)
 Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim adalah nama asli dari Sunan Gresik. Beliau merupakan orang pertama yang menyebarkan ajaran agama Islam pertama kali di tanah Jawa. Selain itu beliau juga seorang Habib, yaitu silsilah ke 22 dari keturunan Nabi Muhammad SAW.
Sunan Gresik juga baru memulai dakwahnya pada akhir Kerajaan Majapahit. Dalam memulai dakwahnya beliau merangkul rakyat biasa yang menjadi korban dari perang saudara pada Kerajaan Majapahit. Pendekatan yang beliau lakukan kepada rakyat dengan melalui cocok tanam dan jalur perdagangan
Sehingga masyarakat tersebut lebih terbantu dalam hal ekonomi dan perlahan mempelajari Islam atas bimbingan beliau. Seiring dengan berjalannya waktu, orang yang belajar Islam pun semakin banyak dan akhirnya Sunan Gresik mendirikan sebuah Pondok Pesantren di daerah Leran. Dari pondok tulah beliau mengajarkan berbagai ilmu hingga akhir hayatnya.
Beliau meninggal pada tahun 1941 dan kemudian dimakamkan di Desa Gapura Wetan, Gresik. Selama berdakwah beliau selalu berusaha menghilangkan sistem kasta yang menjadi sumber perpecahan dalam masyarakat. Peninggalan sejarah dari Sunan Gresik berupa Masjid Maulana Malik Ibrahim di daerah Leran, Gresik.

3. Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
 Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim)
Maulana Makdum Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel. Sunan Bonang pernah menimba ilmu agama Islam di daerah Pasai, Malaka. Di sana beliau menimba ilmu kepada Sunan Giri terutama dalam metode dakwah penyebaran Islam agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Setelah selesai menimba ilmu dari Sunan Gresik, kemudian beliau pulang kembali ke kota Tuban (kota kelahiran ibunya) lalu mendirikan sebuah Pondok Pesantren. Karena kebanyakan masyarakat Tuban senang dengan musik, kemudian dalam dakwahnya beliau menggunakan alat musik yaitu gamelan.
Beliau melakukan dakwahnya disela-sela pertunjukan musik tersebut berlangsung. Sehingga ada beberapa peninggalan bersejarah dari beliau dalam alat musik tradisional yaitu berupa bonang, kenong dan bende.

4. Sunan Drajat (Raden Qosim atau Raden Syaifudin)
 Sunan Drajat (Raden Qosim)
Beliau adalah salah satu saudara seibu dari Sunan Bonang. Dari beberapa kisah beliau juga dikenal dengan nama Raden Syaifudin. Setelah Ayahnya wafat beliau juga pernah menimba ilmu agama kepada Sunan Muria. Setelah selesai kemudian beliau kembali ke daerah pesisir Banjarwati, Lamongan untuk menyebarkan ajaran Islam.
Seiring dengan berjalannya waktu, sudah banyak sekali murid dari Sunan Drajat. Hingga akhirnya beliau mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Daleman di Desa Drajat Paciran Lamongan.Dalam dakwahnya beliau melalui suluk seperti yang pernah diajarkan oleh gurunya yaitu Sunan Muria.
Suluk Petuah adalah salah satu suluk yang beliau sampaikan kepada murid-muridnya. Dalam suluktersebut berisi beberapa pesan beliau yang harus ditanamkan dalam diri untuk saling menolong sesama manusia. Salah satu kutipan dari suluk tersebut adalah:
1.      “Wenehono teken marang wong kang wuto” maksudnya adalah berilah tongkat kepada orang yang buta.
2.      “Wenehono mangan marang wong kang luwe” yaitu berilah makanan kepada orang yang lapar.
3.      “Wenehono busono marang wong kang wudo” maksudnya berilah pakaian kepada orang yang telanjang.
4.      “Wenehono ngiyup marang wong kang kudanan” artinya berilah tempat kepada orang yang kehujanan.
Dan masih banyak lagi suluk lain yang dikenal sebagai peninggalan Raden Syaifudin. Hingga sekarang ini suluk tersebut dipelajari di pondok-pondok Jawa kuno.

5. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
 Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Sunan Kalijaga adalah salah satu diantara walisongo yang terkenal sekali di tanah Jawa. Beliau adalah salah satu putra dari seorang bupati Tuban pada waktu itu yaitu Arya Wilatika. Ayah dari Sunan Kalijaga sendiri adalah seorang pemimpin pemberontakan Ronggolawe pada zaman Kerajaan Majapahit.
Ketika muda Raden Syahid telah mewarisi dari semangat ayahnya, beliau pernah memprotes keras terhadap penarikan pajak yang tidak memiliki rasa kemanusiaan pada pemerintahan Kerajaan Majapahit. Kemudian dibuatlah susunan rencana perampokan kepada seluruh anggota pejabat pajak dan
 kemudian untuk dibagikan keseluruh rakyat miskin.
Akan tetapi aksi perampokan tersebut berhenti ketika Raden Syahid bertemu dengan seseorang yang kemudian menjadi gurunya yaitu Sunan Bonang. Saat bertemu dengan Sunan Bonang, beliau diberi nasehat agar berhenti  dari tindakannya tersebut, karena untuk melakukan suatu kebaikan tidak harus ditempuh dengan sesuatu yang buruk.
Dan akhirnya Raden Syahid pun berhenti dari tindakan perampokannya serta kemudian beliau berguru kepada Sunan Bonang untuk mempelajari ilmu agama. Dari sang gurulah Sunan Kalijaga mendapatkan ide untuk melakukan dakwah dengan cara yang berbeda yaitu memanfaatkan wayang dan gamelan.
Dalam pertunjukan tersebut beliau menyisipkan sedikit demi sedikit tentang ajaran Islam. Dan dengan metode dakwah tersebut akhirnya bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain berdakwah dengan wayang dan gamelan, beliau juga menanamkan nilai-nilai ajaran Islam dalam berbagai kebudayaan lainnya.
Dalam peninggalan dari Sunan Kalijaga ada beberapa kesenian yang telah menjadi seni khas yaitu wayang, gamelan, ukir dan juga ada beberapa lagu jawa yang terkenal yaitu tembang lir ilir.

6. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
 Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus atau dikenal dengan nama Ja’far Shadiq adalah salah satu cucu dari Sunan Ampel. Selain itu Sunan Kudus juga salah satu keponakan dari Sunan Drajat dan Sunan Bonang. Dari beberapa sumber, Sunan Kudus pernah menuntut ilmu di Yerusalem Palestina yang langsung kepada ulama-ulama dari Arab.
Setelah lama menuntut ilmu di sana, kemudian Sunan Kudus pulang ke Jawa lalu mendirikan sebuah pondok pesantren di daerah Kudus. Untuk mempermudah dalam berdakwah, beliau menyebarkan ajaran Islam dikalangan para pejabat, bangsawan kerajaan dan para priyayi di tanah Jawa dengan menyanggupi menjadi seorang pemimpin di sana.
Dalam menyebarkan ajaran Islam beliau juga menggunakan metode yang hampir sama dengan Sunan Kalijaga yaitu melakukan pendekatan terhadap kebudayaan daerah setempat. Dengan keluasan ilmunya, sampai-sampai para wali memberi gelar kepada Sunan Kudus sebagai Wali Al’ilmi yang berarti orang yang mempunyai ilmu yang luas.
Selama Sunan Kudus berdakwah ada beberapa peninggalan yang sampai sekarang masih ada yaitu Masjid Menara Kudus, tempat tersebut memiliki sebuah menara dengan bercorak khas Hindu. Selain menara, beliau juga mewariskan budaya toleransi yang sangat mulia.
                                        
7. Sunan Muria (Raden Umar Said)
 Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria adalah salah satu putra dari Sunan Kalijaga dengan istrinya yang bernama Saroh. Selain itu Sunan Muria juga merupakan keponakan dari Sunan Giri, karena Saroh merupakan adik dari Sunan Giri. Dalam dakwahnya mengajarkan ajaran Islam, beliau menggunakan metode yang sama dengan ayahnya.
Beliau menyampaikan ajaran Islam dengan melalui kebudayaan dan kesenian jawa. Akan tetapi Sunan Muria lebih memilih tempat terpencil di pesisir pantai sebagai tempatnya berdakwah. Tempat yang ia pilih adalah Gunung Muria yang berada di daerah Jawa Tengah.
Dari tempatnya berdakwah telah menyebar ajarannya hingga ke Pati, Kudus, Juana, Tayu dan Jepara. Dimana setiap tempat yang ia datangi hanyalah pedesaan, pesisir pantai dan pegunungan.
Agar dalam berdakwah menarik banyak orang, beliau menggunakan sebuah tembang jawa. Tembang jawa yang beliau gunakan salah satunya adalah tembang Sinom dan Kinanti. Dalam peninggalannya selama berdakwah ada sebuah Masjid Muria yang berada di daerah pusat tempat beliau berdakwah

8. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
 Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Menurut sejarah Sunan Gunung Jati merupakan salah satu putra dari kerajaan Pajajaran yang bernama Pangeran Walangsungsang dan adiknya yang bernama Raja Santang. Beliau merupakan salah satu dari Walisongo yang berdakwah di daerah Jawa Barat. Dalam dakwahnya beliau memilih untuk menyebarkan ajaran Islam di daerah Cirebon.
Sebelum beliau berdakwah di tanah Jawa, sebenarnya sudah ada seorang ulama yang berasal dari Baghdad untuk berdakwah di daerah Cirebon. Ulama tersebut bernama Syekh Kahfi dengan membawa dua puluh muridnya berdakwah di tanah Jawa.
Selain itu Sunan Gunung Jati juga pernah dinobatkan sebagai Raja Cirebon ke 2 pada tahun 1479 dengan gelar Maulana Jati. Selain di Cirebon beliau juga berdakwah sampai ke Banten. Peninggalan sejarah Sunan Gunung Jati salah satunya adalah Masjid Agung Banten.

9. Sunan Giri (Raden Paku/Muhammad Ainul Yakin)

Sunan Giri (Raden Paku)
Nama Walisongo yang terakhir adalah Sunan Giri atau biasa dikenal dengan Raden Paku. Beliau adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq, seorang ulama dari Gujarat yang pernah menetap di Pasai atau Aceh. Sementara ibunya bernama Dewi Sekardadu yang menjadi putri Raja Hindu Blambangan Jawa Timur.
Awal mula Sunan Giri menyebarkan ajaran Islam sejak beliau bertemu dengan Sunan Ampel yang asih menjadi sepupunya. Setelah itu kemudian beliau disarankan oleh Sunan Ampel untuk berdakwah di daerah Blambangan, sebelah selatan Banyuwangi Jawa Timur. Saat itu masyarakat Blambangan sedang tertimpa sebuah penyakit. Hingga putri Raja Blambangan pun juga terkena penyakit tersebut. Akhirnya Sunan Giri pun dapat menyembuhkan putri tersebut juga para masyarakat Blambangan.
Dalam peninggalannya Sunan Giri juga menciptakan beberapa tembang jawa yang terkenal oleh masyarakat jawa, yaitu tembang Asmaradana dan Pucung. Selain itu beliau juga menciptakan beberapa lagu anak-anak dalam bahasa jawa, diantaranya Jamuran, Cublak-cublak suweng, Jithungan dan Delikan yang sekarang masih ada dikalangan anak-anak.

























BAB II
KESIMPULAN
agama Islam disebarkan melalui peleburan dengan adat dan budaya setempat. Agama Islam datang ke suatu daerah dengan membawa kedamaian. Oleh karena itu, Islam sangat diterima di seluruh penjuru dunia.
Indonesia sendiri merupakan daerah strategis yang menjadi jalur perdagangan dunia, oleh sebab itu, tidaklah heran bahwa Indonesia banyak didatangi oleh bangsa-bangsa asing. Maka sebelum agama Islam datang dan berkembang di Indonesia, terdapat beberapa kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha yang tersebar di Indonesia. Agama Islam pertama kali datang ke Indonesia melalui tanah sumatera, tepatnya di kerajaan Peurelak. Para pedagang-pedagang muslim selain berdagang, mereka juga membawa misi untuk meng-Islamkan penduduk pribumi. Para pedagang inipun banyak yang melakukan perkawinan dengan gadis pribumi.
ü  PERKEMBANGAN ISLAM DI BEBERAPA PULAU DI INDONESIA
1.    Pulau Sumatera
2.    Pulau jawa
3.    Pulau sumatra
4.    Pulau maluku
5.    Pulau kalimantan
ü  Kerajaan di indonesia
1.    Kerajaan samudra  pasai
2.    Kerajaan  palembang
3.    Kerajaan pagar uyung kerajaan malaka
4.    Biografi wali songo

Note
You can reach everything you want if god bless you














BAB III
DAFTAR PUSTAKA



LKS SMA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara dan triks blajar berbicara b inggris dengan mudah

slice of life narative teks b ingris dengan artinya